. Komodo jatuh cinta part (28)

Komodo jatuh cinta part (28)

Daftar Isi

Gue dan Boy berdiri di lintasan lari, masih pakai seragam olahraga yang bau lumpur bekas insiden tarik tambang kemarin. Pak Gufron berdiri di depan kita dengan ekspresi penuh keikhlasan, kayak bapak-bapak yang akhirnya sadar anaknya nggak bakal lulus SBMPTN.

"Ade, Boy... Setelah evaluasi mendalam dan doa semalaman, saya menyimpulkan bahwa tarik tambang bukan jalan kalian," kata Pak Gufron sambil menghela napas.

Gue dan Boy langsung sujud syukur. "ALHAMDULILLAH!!"

"Tapi..." lanjut Pak Gufron.

Gue langsung waspada. "Pak, jangan ada ‘tapi' nya please..."

Pak Gufron tersenyum penuh misteri. "Saya sudah menyiapkan cabang olahraga yang lebih sesuai buat kalian."

Boy merinding. "Pak, jangan bilang kita disuruh sumo..."

Pak Gufron menggeleng. "Bukan. Kalian masuk tim lari estafet."

Gue dan Boy saling tatap.

"LARI ESTAFET?!"

Pak Gufron mengangguk. "Iya. Lari, tapi gantian. Mirip hidup kalian, yang larinya gantian dari masalah ke masalah."

Gue nelen ludah. Boy udah pucat.

"Pak, boleh saya pensiun dari dunia olahraga SEKARANG JUGA?"

"Nggak bisa, Nak. Udah didaftarin."

Boy langsung diem. Hidupnya makin nggak ada harapan.

---

LATIHAN PERTAMA: BELAJAR NGOPERIN STIK

Di depan kami, anak-anak tim estafet lain udah siap. Mereka atlet beneran. Ada yang kakinya kayak mesin jet, ada yang ototnya lebih banyak dari buku catatan nilai gue.

Pak Gufron berdiri di samping lintasan, megang stopwatch dan kopi. "Oke, kita mulai dengan latihan paling dasar... Ngoperin stik estafet!"

Gue liat stiknya. Cuma sebatang logam kecil. Sepele. Gue optimis.

Lalu...

BOY NGOPER STIK KE GUE PAKE LEMPARAN LENGKUNG MODEL PESEPAKBOLA.

DUG!

Stik mental kena jidat gue. Gue langsung oleng.

Pak Gufron nepok jidat. "Boy, itu estafet lari, bukan lempar lembing!"

Boy angkat tangan. "Maaf, Pak. Refleks."

Supirmin di pinggir lapangan udah terkapar ngakak. "HAHAHAHA!! PANGERAN ESTAFET, MALAH KENA STIK SENDIRI!"

Gue berdiri lagi, pegang jidat yang udah ada benjol segede tahu bulat. "Oke, kita coba lagi."

Latihan kedua.

Kali ini, Boy dengan hati-hati naruh stik ke tangan gue. Gue pegang erat. Mantap. Gue siap lari.

Gue mulai sprint.

TAPI LUPA NGELUARIN TANGAN BUAT NGOPER STIK KE ORANG SELANJUTNYA.

Gue lari terus. LINTASAN ABIS. STIK MASIH DI GUE.

Boy teriak. "BRO, STIKNYA DITARUH!!"

Gue baru sadar. Panik. Terlalu panik.

GUE LEMPAR STIK KE DEPAN.

Tapi karena panik, arah lemparannya salah.

STIK MENDARAT TEPAT DI PAK GUFRON YANG LAGI NGOPI.

"DUAGH!!"

Pak gufron baru aja nyundul stick estapet gue. Saat itu juga kopi Pak Gufron tumpah ke bajunya. Dia berdiri di sana, kening nya benjol, diem, muka penuh penderitaan.

Lapangan hening. Semua orang diem. Supirmin udah terkapar ngakak lagi.

Boy nunduk. "Pak, mohon maaf lahir batin..."

Gue buru-buru taruh tangan di pundaknya. "Pak, saya siap menerima hukuman. Tapi tolong... jangan daftar kami ke olahraga lain lagi..."

Pak Gufron diem. Napas panjang.

"Ade... Boy..." katanya dengan suara lirih.

Gue dan Boy makin tegang.

"Please jangan daftarin kami jadi pemain SmackDown pak. . " Boy melas

"Saya baru sadar..." lanjutnya.

Gue deg-degan.

"Kalian lebih cocok jadi peternak banteng aja.. Lebih tepat nya.. Jadi sipil biasa"

GUE DAN BOY LANGSUNG SUJUD SYUKUR DI LAPANGAN.

BERSAMBUNG... ATAU KAMI LANGSUNG RESIGN DARI DUNIA OLAHRAGA?!

Stay on Komodo Jatuh Cinta!


Posting Komentar