. Komodo Jatuh Cinta 26

Komodo Jatuh Cinta 26

Daftar Isi

Gue masih duduk di pinggir lapangan, kepala nyut-nyutan, badan masih nyangkut di jaring gawang yang tadi roboh. Pak Gufron berdiri di depan gue dan Boy dengan ekspresi penuh keikhlasan, kayak orang tua yang akhirnya menerima kenyataan kalau anaknya nggak bakal jadi dokter.

"Ade, Boy... Kalian sudah mencoba. Kalian sudah berusaha. Tapi sepak bola bukan jalan kalian," katanya, nadanya penuh welas asih.

Gue menunduk. "Tapi Pak... Olimpiade sekolah... Terus ngejer nita..."

Pak Gufron menghela napas panjang. "Olimpiade sekolah itu buat olahraga, Nak. Bukan acara komedi slapstick.. Kamu ga seperti nita yg punya bakat terpendam... Karna bakat kamu lebih baik di pendam dalam-dalam"

Boy, yang udah pasrah dari tadi, tiba-tiba mengangkat tangan. "Pak, saya ikhlas pensiun dari dunia olahraga."

Gue panik. "BOY, JANGAN GITU! JANGAN TINGGALIN GUE SENDIRI!" Gue langsung guncang-guncang badan Boy, sementara dia tatapannya kosong kayak mahasiswa habis liat tagihan UKT.

Pak Gufron menepuk pundak gue dengan penuh kebapakan. "Nak Ade... Saya sudah menyiapkan cabang olahraga yang lebih cocok buat kalian."

Gue nelen ludah. "Apa itu, Pak...?"

Pak Gufron tersenyum. "Tarik tambang."

Gue dan Boy saling lirik.

"PAK, ASTAGHFIRULLAH!!" Gue spontan sujud syukur ke rumput.

Supirmin alias Nikita yang dari tadi ketawa di pinggir lapangan langsung nyungsep. "HAHAHAHAHAHA!! PANGERAN JADI ATLET TARIK TAMBANG! YA ALLAH! INI LEBIH SERU DARI DRAMA KOREA!"

Gue mendekat ke Pak Gufron, suara gue dibuat melas. "Pak, mohon dipertimbangkan lagi. Saya ini manusia, Pak, bukan sapi perah."

Boy angkat tangan lagi. "Pak, tarik tambang itu olahraga kan?"

Pak Gufron mengangguk. "Iya, Nak."

Boy makin pucat. "Pak, boleh saya pensiun dari dunia olahraga SEKARANG JUGA?"

Pak Gufron langsung nulis nama Boy di daftar tim tarik tambang. "Nggak bisa, Nak. Udah didaftarin."

Boy terdiam. Hidupnya nggak ada harapan lagi.

---

HARI PERTAMA LATIHAN TARIK TAMBANG

Gue dan Boy berdiri di lapangan belakang sekolah. Di depan kami, tim tarik tambang sekolah sudah siap. Mereka gede-gede semua. Ada yang badannya kayak lemari, ada yang kumisnya tebel kayak sapu ijuk. 

Gue ngeliat ke Boy. "Boy, kita masuk dunia yang salah."

Boy masih shock. "Bro... Itu anak kelas sebelah yang badannya segede Hulk, jempol kakinya aja lebih gede dari kepala gue..."

Pak Gufron tepuk tangan. "Oke, tim! Latihan pertama kita mulai dengan pemanasan!"

Gue dan Boy ikutan stretching. Tapi karena masih trauma dari sepak bola, tiap ada tali yang kebetulan melayang ke arah gue, gue langsung ngeles kayak ninja.

Pak Gufron mulai membagi tim. "Ade, Boy, kalian di belakang buat jadi jangkar!"

"JANGKAR?!" Gue dan Boy teriak bareng.

Pak Gufron mengangguk. "Iya, kalian yang paling ringan, jadi kalau sampai tim kalian kalah, kalian yang terakhir jatuh ke lumpur."

Gue langsung lunglai. "Ya Allah... Perjalanan gue buat ketemu Yanita makin panjang aja."

LATIHAN DIMULAI.

Dua tim sudah siap di posisi masing-masing. Gue dan Boy berdiri paling belakang, tangan gemetar megang tali tambang yang lebih tebel dari betis gue sendiri.

Pak Gufron meniup peluit. "MULAI!"

Semua orang mulai menarik dengan tenaga penuh. Gue dan Boy? Kita cuma ikut-ikutan tarik dengan pasrah.

Satu detik... Dua detik...

Tali mulai bergeser ke arah lawan.

Boy panik. "BRO, KITA KALAH! KITA KALAH!!"

Gue teriak balik. "JANGAN PANIK, BOY! GUE PUNYA STRATEGI!"

Gue langsung jongkok dan melilitin kaki gue ke tali tambang.

Boy ngeliatin gue dengan ekspresi ngeri. "Bro... Itu bukan strategi, itu usaha bunuh diri!"

Tiba-tiba...

KREEEKKK!!!

Celana training gue nyangkut di tali.

Lima detik kemudian, terdengar suara robekan yang menggema di seluruh lapangan.

'KRREEEEETTTTTTT'

Gue langsung diem. Boy diem. Semua orang diem.

Supirmin? Udah nyungsep ke tanah, ketawa sampe kejang-kejang.

Pak Gufron nutup muka pake tangan. "Ya Allah... Mukhlas Ade Putera, cobaan apa lagi ini..."

Tapi itu belum selesai. Karena tali tambang masih ketarik, gue yang udah nyangkut malah kebawa naik. Gue terbang, bro.

Gue TERBANG kayak bendera pas upacara 17 Agustus.

Dan... 

DUARR!!

Gue jatuh ke kubangan lumpur.

Boy langsung berdiri. "PAK, SAYA RESIGN DARI DUNIA OLAHRAGA SEKARANG JUGA!"

Pak Gufron ngelus dada. "Ade... Boy... Mungkin kalian lebih cocok masuk tim ROBANA aja."

Gue pura-pura pingsan.


BERSAMBUNG.... Atau udahan aja?! 

Stay on Komodo Jatuh Cinta!


Posting Komentar