. Ruu TNI untuk siapa?

Ruu TNI untuk siapa?

Daftar Isi

RUU TNI? Sebuah Drama Politik Rasa Sinetron Azab

Sebenernya, jauh sebelum pilpres dan pilkada, gue udah gak setuju sama salah satu paslon. Kenapa? Karena dia tuh kayak mantan yang udah bikin janji manis ke rakyat, tapi pas udah dapet kursi, langsung ghosting dan jadian sama yang dulu dicaci maki. Sungguh plot twist yang lebih liar dari sinetron azab.

Awalnya, mereka oposisi, teriak paling kenceng soal ketidakadilan, pura-pura nangis di depan rakyat, gebukin meja, bahkan ada yang bawa-bawa dalil biar keliatan paling suci. Sampai gue mikir "ini nih kunci Indonesia sebenernya!!' Tapi begitu digoda dengan kekuasaan, langsung loncat pagar dan masuk ke barisan pemerintah. Langsung gue mikir " Kayak nya dia bukan kunci Indonesia deh. Tapi kunci stang bajai" Lah, dulu katanya rakyat harus melawan? Kok sekarang malah ikut makan di meja yang sama? Munafik? Jelas. Culas? Iya. Mirip siapa? Ya kalian bisa tebak sendiri.

Gue sebenernya males bahas ini, tapi beneran gak tahan. Kayak liat kucing tetangga nyolong ikan, terus pura-pura gak berdosa.

RUU TNI: Reformasi atau… Restorasi Kejayaan Orde Lama?

Sekarang kita masuk ke topik yang lebih panas dari sambel setan: RUU TNI.

Jadi ceritanya, ada wacana perubahan aturan buat TNI. Gue gak akan bahas detail pasalnya satu per satu, karena ini bukan ujian hukum tata negara. Intinya, ada beberapa poin yang bikin masyarakat, terutama generasi yang masih trauma dengan masa lalu, merasa ini seperti langkah mundur.

Ini ibarat naik tangga lift, tapi versi mundur. Lo mau naik malah turun. Lo mau turun malah terbang. 

Beberapa poin yang bikin alis rakyat naik ke langit:

1. TNI bisa dapat jabatan di kementerian & instansi sipil.

Lah, katanya reformasi? Kok malah kayak mundur ke era di mana jenderal bisa megang posisi di mana-mana? Ini negara demokrasi atau pangkalan militer terselubung?

2. Masa pensiun diperpanjang.

Buset, udah pensiun masih disuruh ngantor? Udah kebayang sih nanti ada yang bawa bekal cucunya ke kantor, sambil nunggu jadwal rapat.

3. TNI bisa berbisnis.

Wah, ini kalau diterapin, jangan kaget kalau nanti ada warung kopi yang slogannya: "Ngopi di sini, diawasi dan diamankan oleh negara."

Tapi jangan salah, pendukung kebijakan ini pasti punya argumen klasik: “Demi kepentingan bangsa dan negara.”

Yang kalau diterjemahkan ke bahasa rakyat artinya: “Demi kepentingan segelintir orang dan jaringan mereka.”

Sinetron Politik yang Tak Pernah Tamat

Setiap ada kritik, selalu ada yang bilang: "Loe ngerti apa? Ini demi stabilitas!"

Oh, jadi stabilitas itu artinya semua harus diam, tunduk, dan gak boleh protes?

Padahal, rakyat cuma mau keadilan. Gak perlu dikasih jalan tol atau jembatan kembar tiga kalau ujung-ujungnya suara mereka tetap dibungkam. Demokrasi bukan cuma soal nyoblos tiap lima tahun, tapi soal bisa mengkritik tanpa takut tiba-tiba "menghilang" atau masuk berita dengan headline: "Warga Tersandung Kasus Tak Terduga."

Jadi, apakah RUU TNI ini akan memperkuat negara atau malah bikin kita nostalgia ke era di mana rakyat hanya jadi penonton?

Gue gak tau. Yang jelas, kalau ini jadi disahkan, kita semua harus siap. Siap buat lihat drama politik yang lebih absurd dari season terakhir Game of Thrones.

Kalau lo masih santai, coba pikir lagi. Hari ini yang diatur mereka. Besok bisa jadi yang diatur itu… lo.

:) 

Posting Komentar