. Komodo jatuh cinta (20)

Komodo jatuh cinta (20)

Daftar Isi

besok nya...

Setelah mengikuti kelas Pak Gufron yang makin lama makin absurd, akhirnya jam istirahat tiba. Gue yang tadinya berharap makin pinter malah makin bingung.

"Yak, anak-anak, silakan istirahat dulu ya, tapi jangan selamanya. Cuma 15 menit, terus balik lagi!" kata Pak Gufron sambil ngacungin jempol.

Senyumnya lebar, tapi ada cabe nyangkut di giginya. Fak, konyol banget nih guru.

"Pangeran, aku beli makan dulu ya. Mau titip apa?" Supirmin tiba-tiba muncul dengan gaya sok imut.

"Titip amal jariyah bisa?" Gue bengong.

"Yaudah, pangeran tunggu di sini ya. Biar putri yang beli ke kantin..."

"I always like u every day, honey~" Supirmin ngedipin mata.

Mata gue langsung kelilipan.

Belum sempet bales, tiba-tiba…

"MUKHLAS ADE PUTERA!"

Gue kaget, kirain ada razia narkoba. Ternyata cuma Pak Gufron.

"Kamu bapak perhatikan dari tadi bengong mulu kayak sapi ompong, ada apa?" tanyanya sambil ngepasin posisi duduk kayak lagi siap dakwah.

"Gapapa, Pak..." jawab gue males.

"Cerita aja gapapa... Bapak siap dengerin, nih bapak bawa headset Bluetooth," katanya sambil nyodorin TWS.

Gue mulai emosi. "Pak, beneran deh, besok gue ambil paket B aja!"

"Eh, nggak boleh bilang gitu! Dulu waktu bapak masih seumuran kamu..."

Pak Gufron siap-siap ceramah, tapi langsung gue potong.

"Pak, di sini ada kamera nggak? Gue udah nggak kuat... Nyerah... Mana nih crew-nya?" Gue lambai tangan ke sudut ruangan, berharap ada tim reality show nyamperin.

Pak Gufron tarik napas panjang. "Bapak tau. Kamu lagi patah hati, ya?"

DEG!


Sial, nih orang bukan manusia biasa!

Pasti dia menguasai ilmu sepirititil… Eh, sepirikikil… Eh, sepikiritual…

Ah sudahlah.

"wah, kok bapak tau?" Gue langsung merinding.

"Jangan remehin bapak! Saya bisa bantu urusan perjodohanmu! Caranya gampang... Ketik REG spasi..."


"Pak, ngomong lagi gue laporin ke KPK!" Gue tunjuk hidungnya.

"Hehe... Bapak bercanda, bercanda~" katanya sambil goyang kepala kiri-kanan.

BRAAAAKK!

Pak Gufron jatuh. Yak, bener. Gue yang nyleding.

"PANGERAN!" suara Supirmin teriak dari luar kelas.

"Nikita? Kenapa kamu lari-lari? Kan kamu bukan heli (guk-guk)?" tanya Pak Gufron sambil bangun dari lantai.

NI ADA SURAT DARI NITA...!!!" Supirmin nyodorin amplop ke gue.

gue langsung kaget. Apakah ini daftar harga kreditan motor?! Atau tawaran jadi staffsus?!

Tangan gue gemetar pas buka surat itu.


"Assalamu—"


"DE! DE! DE!!"

Teriakan cempreng dari luar bikin gue gagal fokus.

Gue buru-buru keluar dan lihat temen gue, si Boy, lagi heboh teriak-teriak kayak kesurupan.


"Tenang, Boy! Ada apa?!" Gue ngos-ngosan abis lari keluar kelas.

"Ini ada telepon dari Yanita!" Boy nyodorin HP ke gue.

Tanpa mikir panjang, gue langsung nyambar HP-nya.

"HALO!!"

"HALOO!! HALLO!! HALOO..."

Fak. Gue telat. Yanita keburu nutup telepon!

Gue langsung lemes. "Sial... Gue terlambat..."

"Eh, bahlul. Itu teken dulu tombol ijo-nya," kata Boy sambil senyum miring.

SUPIRMIN DAN PAK GUFRON JATUH NGANGKANG.

Dalam hati Boy: "Nih anak apa Tarzan? Dari hutan belantara bagian mana?"


Gue buru-buru teken tombol hijau.

"Halo, Ade..." suara Nita terdengar di telepon.

Gue langsung siaga. "Password-nya?"

"Luwak White Coffee, kopi nyaman nggak bikin kembung!"

Pak Gufron dan Boy joget-joget di belakang.

Yanita dan Supirmin jatuh tengkurep.

"Halo, Ade... Ini serius. Gue cuma mau ucapin perpisahan..." ujar Nita pelan.

DEG!

Gelas yang gue pegang langsung jatuh.

Nggak pecah, tapi nimpa kaki Supirmin.

"Gue mau ikut olimnpiade tingkat internasional... Lo gapapa kan kalau gue pergi?" suara Nita lirih.

Gue menyeka air mata sambil tersenyum. "Oke, Nita. Gue dukung lo. Semoga berhasil ya!"

"Iya... Jaga diri lo di SMP 9, ya..." Nita langsung nutup telepon.

Hening.

"Pangeran... Suratnya...?" Supirmin nunjuk surat yang tadi belum sempet gue baca.

Bersambung...


STAY ON DI KOMODO JATUH CINTA!

Posting Komentar